Johnnydeppreads.com – Perbatasan Indonesia merupakan garis terluar yang jarang sekali diketahui oleh banyak orang. Biasanya perbatasan Indonesia dengan adanya pulau eksotis yang terpencil dan cukup jauh untuk dijangkau. Namun siapa sangka bahwa pulau eksotis di perbatasan ini ternyata memiliki pesona yang tidak kalah menarik. Masyarakat lokal yang masih menjaga dan melestarikan alam serta budaya turut memegang andil besar untuk menjaga keindahan pulau eksotis tersebut.
Selain itu, pulau eksotis di perbatasan Indonesia ini suasananya akan cukup berbeda dengan pulau pulau eksotis lainnya, karena terdapat pos keamanan laut yang dijaga oleh TNI AL. Masyarakat lokal di pulau eksotis bersama TNI AL saling bahu membahu untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik baiknya.
Rekomendasi 5 Pulau Eksotis di Perbatasan Indonesia
Sekali seumur hidup, kamu harus coba mengunjungi pulau eksotis di garis terluar Indonesia. Kamu akan menemukan lanskap alam yang sangat memukau dan sangat jarang diketahui oleh banyak orang. Keramahan masyarakat lokal juga menambah rasa bahagia saat kamu mengunjungi pulau eksotis tersebut. Berikut rekomendasi 5 pulau eksotis di perbatasan Indonesia yang wajib kamu kunjungi:
Pulau Marampit
Pulau Marampit berada di garis terluar Sulawesi Utara yang berbatasan dengan negara Filipina. Di Pulau Marampit yang hanya seluas 12 KM ini hanya terdapat 3 kampung saja, yaitu Kampung Marampit, Laluhe, dan Dampulis. Terdapat beberapa spot wisata menarik di Pulau Marampit, yaitu pantai pasir putih, Benteng Karst, spot terumbu karang. Selain itu, terdapat flora dan fauna endemik di Pulau Marampit, seperti Kepiting Ketam, Burung Maleo, Merpati Hutan. Kingfisher, dan beragam spesies ikan.
Pulau Rote
Pulau Rote masih termasuk wilayah Nusa Tenggara Timur yang berada di garis terluar Perairan Laut Sawi dan Samudera Hindia. Serta Pulau Rote sangat terkenal dengan ombaknya yang tinggi dan menarik untuk ditaklukan dengan berselancar. Terdapat beberapa spot surgawi yang bisa dikunjungi, seperti Pantai Nemberala, Pantai Oetune dengan bukit pasir khas Timur Tengah yang cocok untuk bermain sandboarding, Pantai Bo’a, Telaga Nirwana, Pantai Mulut Seribu, Batu Termanu, dan Desa Adat Boni.
Pulau Natuna
Pulau Natuna termasuk wilayah Kepulauan Riau yang berada di garis terluar dan berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan. Terdapat beberapa spot menarik di Pulau Natuna, seperti Batu Madu, Pantai Cemaga, Tanjung Datuk, Tanjung Senubing, Taman Batu Alif, Pulau Senua, Wisata Mangrove Semitan, Pantai Batu Kasah, Batu Sindu, Geopark Natuna dengan pesona bebatuan granit serta beragam flora dan fauna yang hidup didalamnya, dan Masjid Raya Natuna.
Pulau Miangas
Pulau Miangas masih termasuk dari Kepulauan Talaud di Sulawesi Utara yang berada di garis terluar dan berbatasan dengan Filipina. Sehingga Pulau Miangas sering disebut juga dengan Pulau Palmas, karena banyak pohon palem yang ditanam oleh orang Filipina. Potensi wisata di Pulau Miangas belum berkembang dengan optimal, sehingga banyak pantai pantai yang masih belum terjamah dan pesonanya yang masih sangat asri. Terdapat pantai paling terkenal yang biasa dijadikan tempat mencari ikan bagi nelayan lokal, yaitu Pantai Larawa,Pantai Merra, dan Panti Wolo. Pantai tersebut memiliki pesona keanekaragaman hayati bawah laut yang sangat memukau dengan ragam spesies ikan tropis dan ragam terumbu karang.
Pulau Liki
Pulau Liki di Papua merupakan pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini dan Samudra Pasifik, sehingga air lautnya sangat biru jernih, dan bentang keanekaragaman hayatinya tidak terbatas. di Pulau Liki terdapat spot paling menarik yaitu spot melihat Lumba lumba, spot terumbu karang, spot berselancar dengan ombak mulai dari setinggi 3 meter hingga lebih, dan spot memancing.
Napak Tilas Sejarah di Pulau Eksotis Wajib Tahu
Di balik keindahan dan pesona memukau dari pulau eksotis, terdapat rekam jejak sejarah yang menarik untuk dikulik lebih dalam. Kamu bisa mengunjungi spot spot bersejarah yang menarik, serta merasakan secuil peradaban yang masih tersisa di pulau eksotis. Kamu bisa mencoba napak tilas sejarah pulau eksotis ke beberapa spot berikut ini:
Mengunjungi Benteng Bekas Kerajaan Banten
Sekitar abad ke-7 di Pulau Marampit terdapat Kerajaan Banten yang dipimpin oleh Ratu Banua. Lokasi pulau yang terlalu dekat dengan Filipina membuat Kerajaan Zulu dari Filipina ingin menguasai Pulau Marampit. Peperangan pun tidak terhindarkan dan benteng karst pun menjadi saksi bisu peristiwa tersebut. Dari reruntuhan benteng itulah ditemukan Naskah Ratu Benua tentang Kerajaan Banten, dan kisah persinggahan Kerajaan Majapahit di Pulau Marampit.
Mengunjungi Desa Adat Boni
Desa Adat Boni merupakan desa adat tertua di Pulau Rote dengan desain rumah adat yang unik, dan bahan bahannya berasal dari alam seperti kayu dan ilalang. Jika kamu berkunjung di momen yang tepat, maka kamu bisa menyaksikan upacara adat HUS Ndeo di Desa Adat Boni yaitu tradisi pacuan kuda. Tradisi ini lahir sejak masyarakat adat belum mengenal agama, sehingga mereka melakukan ritual mengelilingi lapangan menggunakan kuda sebagai bentuk rasa syukur kepada alam.
Tracking ke Batu Sindu
Salah satu lokasi di Natuna yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki adalah Batu Sindu. Bantu Sindu merupakan objek wisata alam yang berada di kaki Gunung Ranai yang terdiri dari formasi bebatuan yang saling menumpuk menjadi bukit dan di area Batu Sindu terdapat gua purba yang tertutup rimbunan pohon. Pemandangan dari Batu Sindu akan langsung menghadap ke lautan yang luas, sehingga perjalanan yang sangat melelahkan itu akan terbayar lunas dengan keindahan yang disuguhkan.
Mengikuti Tradisi Manami
Kamu harus mengunjungi Pulau Miangas di bulan Mei setiap tahunnya. Karena ada Tradisi Manami yang biasa dilakukan masyarakat lokal terutama mereka yang berprofesi sebagai nelayan adat. Tradisi Manami merupakan ritual ibadah kepada laut untuk meminta hasil tangkapan yang melimpah. Sehingga Tradisi Manami biasa dilakukan oleh ratusan masyarakat Pulau Miangas dengan cara bergotong royong menebar tali dan janur, lalu menarik kembali ikatan tali janur tersebut di pesisir Pantai Wolo. Tradisi Manami juga menjadi pengingat bahwa manusia dan alam adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, manusia membutuhkan alam maka dari itu manusia harus menjaga dan memanfaatkan alam secukupnya saja. Manusia tidak boleh mengeksploitasi sumber daya laut dengan cara cara tidak baik yang dapat merusak keseimbangan ekosistem laut, karena jika laut sudah rusak maka manusia tidak akan bisa mengembalikannya seperti apa yang Tuhan ciptakan. Cara menangkap ikan secara tradisional adalah cara terbaik yang telah diajarkan secara turun temurun oleh generasi pendahulu.
Berenang Bersama Lumba Lumba
Cobalah datang ke Pulau eksotis Liki pada musim kemarau pada bulan April hingga Oktober, karena cuaca lebih cerah dan laut lebih tenang. Sehingga kamu bisa menikmati sensasi berenang dengan para lumba lumba.
Baca Juga : Menapaki Cinta Tak Terbatas Seluas Gurun Pasir dalam Film Romantic Timur Tengah