Johnnydeppreads.com – Candi Borobudur merupakan candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, tidak jauh dari Kota Yogyakarta. Keberadaannya tidak hanya populer di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat internasional. Peninggalan bersejarah yang menakjubkan ini begitu istimewa. Bagaimana batu-batu disusun dan dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah bangunan yang bernilai seni tinggi.

Asal-Usul Candi Borobudur

Berbicara tentang pendirinya, tidak ada catatan yang jelas tentang siapa sebenarnya yang membangun candi ini. Namun, candi ini diketahui dibangun pada masa kejayaan Dinasti Syailendra. Selain itu, belum diketahui secara pasti apakah candi ini dibangun untuk umat Hindu atau Buddha. Saat itu, Dinasti Syailendra menganut agama Buddha Mahayana.

Namun, ada pula temuan Prasasti Sojomerto yang menyebutkan bahwa pada awalnya mereka menganut teori Hindu. Kala itu, banyak candi yang dibangun di Jawa dan digunakan sebagai tempat peribadatan. Salah satu contohnya adalah Candi Shiwalingga. Namun, jika melihat bentuk dan jenis stupanya, dapat disimpulkan bahwa candi ini merupakan peninggalan kerajaan Buddha.

Candi ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 760 hingga 830 Masehi. Konon, Borobudur membutuhkan waktu setidaknya 100 tahun untuk merampungkan pembangunan candi tersebut dan diperkirakan rampung pada masa pemerintahan Raja Samaratungga.

Beberapa Fakta Menarik Tentang Candi Borobudur

Berusia 12 Abad

Hingga saat ini, Candi Borobudur diperkirakan telah berusia sekitar 12 abad atau 1200 tahun. Hal ini didukung oleh beberapa penemuan yang menyebutkan bahwa pembangunan candi ini dimulai pada abad ke-8 atau ke-9 Masehi.

Pernah Terabaikan

Beberapa bukti sejarah menyebutkan bahwa keberadaan candi besar ini sempat terabaikan. Hal ini terjadi sekitar abad ke-14 atau ke-15 Masehi, saat peradaban Hindu Buddha mulai merosot di Indonesia. Tahun ini juga menjadi tahun masuknya Islam ke Indonesia.

Pencurian Benda Budaya

Sebelum dipugar dan dilestarikan secara menyeluruh, Candi Borobudur yang megah sempat menjadi incaran orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka mengambil arca-arca Buddha untuk dijual kepada kolektor barang antik atau ke museum. Banyak bagian candi yang hilang dan berkurang akibat para penjarah ini. Itulah sebabnya banyak arca Buddha yang tidak berkepala.

Dipamerkan di Museum Thailand

Selain pencurian, hilangnya arca dan artefak di Candi Borobudur tak lepas dari campur tangan pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1896, Raja Thailand berkunjung ke Indonesia dan menyampaikan keinginannya untuk memiliki beberapa bagian arca dari candi ini. Permintaan tersebut disetujui oleh pemerintah Hindia Belanda. Akhirnya, 5 arca Buddha, 30 batu berhias relief, dua arca singa, kala berbentuk batu, tangga dan gapura, arca pengawal dwarapala dibawa ke Thailand.

Dua Kali Pemugaran

Candi Borobudur telah mengalami dua kali pemugaran untuk menjaga keutuhannya. Pemugaran pertama dilakukan sekitar tahun 1907 dan 1911. Namun, karena keterbatasan biaya, pemugaran tersebut tidak dapat dilakukan secara optimal. Pemugaran pertama ini menemukan beberapa arca kepala Buddha yang hilang, membongkar dan membangun kembali tiga teras dan stupa puncak. Pemugaran kedua dilakukan pada tahun 1960 – 1973 dengan lebih intensif untuk melindungi monumen bersejarah ini.

Pemerintah Indonesia dan UNICEF bersama-sama melakukan proyek perbaikan besar untuk memperkuat dan memperbaiki seluruh bagian candi. Konon, proyek ini menelan biaya hampir 7 juta dolar.

Masuk dalam Daftar Situs Warisan Dunia

Pada tahun 1991, Candi Borobudur ditetapkan sebagai salah satu benda cagar budaya masa lampau atau situs warisan dunia. Candi ini merupakan benda cagar budaya yang merupakan mahakarya manusia yang kreatif dan jenius.

Pernah Jadi Sasaran Bom

Pada tanggal 21 Januari 1985, Candi Borobudur menjadi sasaran bom yang menghancurkan 9 stupa dan dua patung Buddha. Latar belakang pengeboman ini tidak diceritakan secara gamblang dan terarah. Beberapa sumber menyebutkan bahwa permasalahan yang terjadi berkisar pada konflik agama, konflik kepentingan, dan masih banyak lagi.

Tetap Bugar Meski Diguncang Gempa

Candi Borobudur juga pernah diguncang gempa berkekuatan 6,2 skala Richter pada 27 Mei 2006. Meski gempa Yogyakarta hampir meluluhlantakkan kawasan di sekitarnya, candi Buddha ini tetap berdiri kokoh tanpa ada sedikit pun pergerakan.

Dua Juta Pengunjung Setiap Tahun

Popularitas candi ini sudah tidak perlu diragukan lagi. Nama Borobudur semakin dikenal di seluruh dunia. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya. Rata-rata pengunjung Borobudur bahkan mencapai 2,5 juta orang per tahun.

Informasi Penting Mengenai Wisata ke Candi Borobudur

Candi Borobudur bisa dikatakan sebagai tempat wisata wajib yang harus dikunjungi saat Anda berlibur ke Yogjakarta. Hampir semua orang pernah mengunjungi tempat ini sekali. Namun, bagi Anda yang belum pernah ke sini, berikut ini beberapa informasi yang bisa Anda gunakan.

Candi Borobudur berlokasi di Jl. Badrawati, Borobudur, Kec. Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Untuk mencapai Candi Borobudur, Anda bisa menggunakan bus Transjogja jalur A menuju Jombor. Setelah itu, perjalanan bisa dilanjutkan dengan bus jurusan Jombor – Borobudur.

Di sekitar Candi Borobudur terdapat banyak fasilitas wisata. Anda tidak perlu khawatir kesulitan mencari tempat menginap atau restoran terdekat. Selain itu, ada juga banyak kegiatan yang diadakan oleh panitia pengelola candi seperti festival budaya, acara musik, perayaan agama Buddha, dan masih banyak lagi.

Mengenal Lebih Jauh Tentang Candi Borobudur

Candi Borobudur dibangun pada Zaman Keemasan Dinasti Śailendra, mungkin sekitar tahun 760 M. Diperkirakan butuh waktu lebih dari 70 tahun untuk membangun bangunan setinggi 10 lantai ini dari dua juta blok batu vulkanik. Tidak ada adukan semen yang digunakan karena batu-batu tersebut ditumpuk atau dipotong untuk menciptakan potongan-potongan rumit yang saling bertautan. Sulit dipercaya sesuatu yang begitu mengesankan dibuat tanpa peralatan modern. Bahkan, salah satu legenda mengatakan bahwa seorang arsitek surgawi membangun monumen tersebut dalam satu hari dan telah mengawasinya selama berabad-abad.

Sekilas, candi ini berbentuk seperti piramida berundak. Namun, bentuknya jauh lebih rumit dan bermakna, setelah Anda menemukan simbolisme di baliknya. Dilihat dari atas, bentuknya tampak seperti mandala 3 dimensi raksasa yang merupakan simbol mistik Buddha tentang alam semesta yang menggabungkan persegi sebagai Bumi dan lingkaran sebagai Surga.

Borobudur bukan hanya candi, tetapi juga berfungsi sebagai tempat ziarah Buddha. Relief batu yang diukir dengan cermat, yang berjejer di dinding candi, menceritakan kisah hidup Buddha dan ajarannya (Dharma). Dengan panjang lebih dari satu mil, ukiran tersebut membantu memandu para peziarah dalam perjalanan fisik dan spiritual menuju puncak. Para peziarah memulai perjalanan dari dasar bangunan dan mengikuti jalan searah jarum jam di sekitar monumen, perlahan-lahan menanjak menuju cita-cita pencerahan bodhisattva.

Baik Anda mencari nirwana atau sekadar pemandangan spektakuler, puncak candi tidak akan mengecewakan. Saat memandang keluar, Anda dikelilingi oleh hutan hijau subur dengan tidak kurang dari tiga gunung berapi yang menjulang di kejauhan.

Baca Juga : Nostalgia Bersama dengan Menonton Film Drama Era 2000-an Paling Populer

By idwnld8