Johnnydeppreads – Pernahkah kamu membayangkan, kamu berdiri sendirian salah satu keindahan indonesia berupa jajaran batu raksasa yang sangat kokoh dan megah? Rasanya pasti sangat takjub dan sangat terasa bahwa kita hanyalah makhluk kecil di dunia ini. Salah satu contoh tempat yang memiliki jajaran batu raksasa kokoh ialah Candi Buddha. Penataan struktur Candi Buddha memadukan nilai keindahan budaya Indonesia dengan nilai spiritual agama Buddha.

Keindahan itu bisa kita nikmati dari jajaran ribuan stupa dari ukuran terkecil hingga terbesar dengan beragam bentuk. Pembuatan stupa ini tidaklah sembarangan, karena mengandung filosofi dan representasi dari pencapaian spiritual tertinggi yang dijalani seseorang yaitu abadi dalam Nirwana. Barisan stupa juga menggambarkan bagaimana susunan alam semesta tempat kita tinggal saat ini.

Referensi Wisata Sejarah Menyenangkan ke Candi Buddha di Indonesia

Candi Buddha identik dengan bentuknya yang lebar, luas, besar, dan terkesan sangat megah. Jajaran stupa di Candi Buddha yang tampak seperti labirin itu juga menampilkan pahatan relief yang berisi kisah hidup Sang Buddha Siddharta Gautama dari kelahiran hingga mencapai pencerahan tertinggi, dan kisah hidup masyarakat pada zaman tersebut. Melalui relief inilah kita dapat mempelajari sejarah panjang perjalanan agama Buddha di Indonesia. Berikut ini referensi wisata sejarah menyenangkan ke Candi Buddha di Indonesia yang wajib kamu kunjungi:

Candi Borobudur

Candi yang berlokasi di Magelang ini dibangun oleh Maharaja Samaratungga pada era Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno. Sehingga Candi Borobudur didirikan oleh para penganut Buddha Mahayana yang menyembah Amitabha Buddha. Serta Candi Borobudur dapat dikatakan sebagai Candi Buddha termegah dan terbesar karena candi ini terdiri dari: 2 juta potong batu sungai yang disusun tanpa menggunakan semen atau alat perekat lainnya, terdapat 3 tingkatan yang melambangkan Dunia nafsu pada tingkat terendah, Dunia bentuk pada tingkat tengah, dan Dunia tanpa bentuk pada tingkat puncak.

Selain itu, juga terdapat 10 zona yang menyimbolkan tahapan kesempurnaan, 504 patung buddha, dan 1460 pahatan relief. Tidak hanya Indonesia saja yang bangga dengan keindahan Candi Borobudur, melainkan seluruh dunia juga bangga mengakuinya bahwa Indonesia memiliki keindahan yang menjadi warisan budaya dunia, sehingga seluruh umat Buddha di seluruh dunia akan berkunjung ke kuil terbesar ini untuk mengikuti upacara hari Trisuci Waisak.

Candi Muara Takus

Candi yang berlokasi di Riau ini dibangun pada masa Kerajaan Sriwijaya. Serta Candi Muara Takus merupakan bukti sejarah tertua yang menjadi simbol kejayaan dari Sriwijaya, sekaligus menjadi bukti sejarah candi tertua di Pulau Sumatera. Ketersediaan bahan baku alam yang berbeda antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera, menjadi salah satu alasan Candi Muara Takus terbuat dari batu pasir, batu sungai, dan batu bata, bukan dari batu andesit. Bukti yang meyakinkan bahwa candi ini adalah tempat ibadah umat Buddha yaitu dengan adanya stupa besar yang menggambarkan Sang Buddha.

Candi Muaro Jambi

Candi yang berlokasi di Muaro Jambi ini berdiri kokoh di tepi Sungai Batanghari. Serta Candi Muaro Jambi juga menjadi salah satu bukti kejayaan Kerajaan Sriwijaya, dan mampu menjadi candi terluas di Asia Tenggara. Serta Candi Muaro Jambi menjadi salah satu candi yang mencampurkan budaya lokal Jawa dengan nilai nilai agama Buddha, hal itu tercantum dalam tulisan aksara Jawa Kuno yang ditemukan di candi. Candi Muaro Jambi didirikan oleh para penganut Buddha Tantrayana, dengan ciri khas utama pada candi ini yaitu seluruh bahan baku yang digunakan berasal dari batu bata merah.

Candi Banyunibo

Keindahan Candi yang berlokasi di Sleman ini dibangun pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Penamaan candi Banyunibo berasal dari Bahasa Jawa yang berarti Air yang menetes. Candi Banyunibo merupakan tempat ibadah umat Buddha, dan tidak ada hubungannya dengan Candi Prambanan yang berfungsi sebagai tempat ibadah sekaligus makam bagi para raja beragama Hindu, walaupun lokasi kedua candi tersebut saling berdekatan. Candi Banyunibo menonjolkan ciri khas Candi Buddha yaitu dengan adanya stupa Sang Buddha dengan ukuran yang berbeda beda. Ada juga relief tumbuhan yang menjadikan candi ini lebih indah.

Menelisik Jejak Sejarah Candi Buddha Yang Ada di Indonesia

Masa kejayaan dari kerajaan kerajaan ternama di Indonesia, tidak terlepas dari keberadaan Candi Buddha. Candi Buddha menjadi tempat beribadah bagi umat Buddha pada zaman itu, dan menjadi saksi perjalanan panjang Sang Buddha untuk mencapai pencerahannya. Selain candi, terdapat benda lain yang mendukung ajaran Sang Buddha, yaitu stupa, relief, dan arca yang mengisahkan beragam kisah Sang Buddha serta perpaduan budaya Indonesia di dalamnya. Berikut ini jejak sejarah Candi Buddha di Indonesia yang harus kamu ketahui:

Kitab Negarakertagama

Kitab ini dibuat oleh Mpu Prapanca yang merupakan seorang pemuka agama Buddha yang hidup pada masa Kerajaan Majapahit. Negarakertagama memiliki arti yang sangat mendalam yaitu Negara dengan Tradisi Agama yang Suci. Kitab yang dituliskan dengan Bahasa Jawa Kuno ini menjelaskan bagaimana kondisi sosial masyarakat pada zaman Kerajaan Majapahit di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk, wilayah kekuasaan kerajaan, struktur pemerintahan, hingga kultur agama dan budaya. Kitab ini sekarang menjadi cagar budaya Indonesia yang harus terus terjaga.

Arca Sang Buddha

Arca tertua yang pernah ditemukan di Indonesia ini ditemukan pada tahun 1921 di Sulawesi Barat. Serta Arca yang terbuat dari material perunggu ini diperkirakan telah ada sejak Abad ke-2 Masehi. Sehingga Arca ini menonjolkan nilai seni yang memadukan antara budaya India Selatan dengan budaya Nusantara pada awal masuknya agama Buddha. Arca Sang Buddha Gautama telah menjadi benda cagar budaya nasional yang disimpan di Museum Nasional Indonesia.

Prasasti Kedukan Bukit

Benda ini menjadi prasasti tertua yang ditemukan di Palembang, bahkan tertua di Indonesia. Sekaligus menjadi bukti dari masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Prasasti Kedukan Bukit ditulis dengan aksara Pallawa dalam Bahasa Melayu Kuno, dan berisi kisah tentang perjalanan suci yang dilakukan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa untuk menaklukan beberapa daerah. Selain itu juga dijelaskan bahwa dahulu Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terkuat, didukung dengan kesejahteraan masyarakat pada zaman itu.

Prasasti Tukmas

Prasasti Tukmas menjadi salah satu bukti sejarah dari Kerajaan Kalingga yang masih berkerabat dengan Kerajaan Mataram Kuno. Serta Prasasti yang ditulis dengan aksara Pallawa dalam Bahasa Sanskerta ini ditemukan di lereng Gunung Merapi. Isi di dalamnya mengisahkan tentang sebuah mata air yang sangat jernih hampir sesuci Sungai Gangga, dan ragam kehidupan sosial serta aktivitas keagamaan pada masa Kerajaan Kalingga. Prasasti ini terdapat simbol simbol khas ajaran Buddha seperti bunga teratai, cakra, kelasangka, trisula, dan lainnya.

Baca Juga : Tenang, Damai, dan Penuh Makna di Balik Candi Budha

By idwnld8