Johnnydeppreads.com – Candi Tikus merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang mencerminkan kejayaan Kerajaan Majapahit, sebuah kerajaan besar yang pernah berdiri di Nusantara. Terletak di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, candi ini menjadi saksi bisu peradaban air yang canggih pada masa lalu. Dengan keunikannya sebagai struktur perairan kuno, Candi telah menarik perhatian para sejarawan, arkeolog, dan wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Sejarah Penemuan Candi Tikus
Candi Tikus ditemukan pada tahun 1914 oleh masyarakat setempat. Penemuan ini terjadi secara tidak sengaja ketika area tersebut sedang dibersihkan dari semak belukar. Awalnya, candi ini dinamakan “Candi Tikus” karena banyaknya tikus yang ditemukan bersarang di dalam reruntuhan struktur bangunan tersebut. Nama ini akhirnya diabadikan hingga kini, meskipun fungsi sebenarnya dari candi ini jauh dari hal yang berkaitan dengan tikus.
Pada tahun 1984, Candi dipugar oleh pemerintah Indonesia untuk mengembalikan bentuk dan fungsinya seperti semula. Proses rekonstruksi dilakukan dengan hati-hati menggunakan batu bata merah yang merupakan bahan asli bangunan ini. Pemugaran candi ini bertujuan untuk melestarikan warisan budaya yang menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia.
Struktur dan Arsitektur Candi Tikus
Candi memiliki desain yang unik dan berbeda dari kebanyakan candi di Indonesia. Candi ini berbentuk seperti kolam atau pemandian dengan beberapa struktur bangunan yang menyerupai menara kecil di bagian tengahnya. Kolam ini memiliki kedalaman sekitar 3,5 meter dan dikelilingi oleh dinding yang terbuat dari batu bata merah.
Di tengah kolam, terdapat sebuah bangunan utama yang dikelilingi oleh menara-menara kecil. Struktur ini dianggap sebagai replika dari Gunung Meru, gunung suci dalam kosmologi Hindu-Buddha. Gunung Meru diyakini sebagai pusat alam semesta, sehingga simbolisasi ini menunjukkan bahwa Candi memiliki nilai religius yang tinggi.
Candi juga memiliki saluran air yang dirancang dengan sangat cermat. Saluran ini memungkinkan air mengalir masuk dan keluar dari kolam, sehingga menjaga kebersihan dan kesegaran air di dalamnya. Teknologi pengelolaan air ini menjadi bukti bahwa masyarakat Majapahit telah memiliki pengetahuan yang maju dalam bidang irigasi dan perairan.
Fungsi Candi Tikus pada Masa Majapahit
Meskipun bernama “candi,” struktur ini bukanlah tempat untuk melakukan ritual keagamaan utama seperti kebanyakan candi lainnya. Candi Tikus lebih berfungsi sebagai pemandian atau tempat pemujaan air suci. Air dalam budaya Hindu-Buddha memiliki peranan penting sebagai simbol kesucian, kehidupan, dan pembersihan spiritual.
Candi Tikus juga diyakini sebagai bagian dari sistem irigasi yang digunakan oleh masyarakat Majapahit. Letaknya yang strategis menunjukkan bahwa bangunan ini mungkin berfungsi sebagai tempat untuk mengatur distribusi air ke sawah-sawah di sekitarnya. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya air dalam kehidupan agraris masyarakat pada masa itu.
Keindahan dan Nilai Budaya
Candi Tikus memiliki keindahan arsitektur yang mengagumkan. Kombinasi antara struktur batu bata merah, desain kolam yang simetris, serta menara-menara kecil yang artistik menciptakan harmoni yang memanjakan mata. Lingkungan candi yang asri dan terawat dengan baik menambah daya tarik tempat ini sebagai destinasi wisata sejarah.
Selain keindahan visualnya, Candi Tikus juga menyimpan nilai budaya yang mendalam. Bangunan ini menjadi bukti kejayaan Kerajaan Majapahit yang dikenal sebagai salah satu peradaban terbesar di Asia Tenggara. Melalui Candi Tikus, kita dapat mempelajari bagaimana masyarakat Majapahit menghormati alam dan air sebagai elemen penting dalam kehidupan mereka.
Peran Candi Tikus dalam Pariwisata
Sebagai salah satu situs bersejarah di Trowulan, Candi memiliki peran penting dalam industri pariwisata Indonesia. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang untuk menikmati keindahan dan mempelajari sejarah di balik candi ini. Candi Tikus menjadi bagian dari kawasan wisata Trowulan yang diakui sebagai pusat peninggalan Kerajaan Majapahit.
Untuk meningkatkan daya tarik wisata, pemerintah setempat telah menyediakan fasilitas pendukung seperti area parkir, pusat informasi, dan pemandu wisata. Selain itu, berbagai kegiatan budaya seperti pameran seni dan pertunjukan tradisional sering diadakan di sekitar kawasan Candi untuk memperkaya pengalaman pengunjung.
Upaya Pelestarian Candi Tikus
Sebagai warisan budaya, Candi Tikus membutuhkan perhatian khusus agar tetap terjaga keasliannya. Pemerintah bersama masyarakat setempat telah melakukan berbagai upaya pelestarian, mulai dari pemugaran hingga pengawasan rutin untuk mencegah kerusakan akibat faktor alam maupun manusia.
Salah satu tantangan terbesar dalam pelestarian Candi adalah ancaman perubahan lingkungan, seperti erosi dan banjir. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk menjaga kelestarian candi ini. Edukasi kepada generasi muda juga menjadi langkah penting agar mereka dapat menghargai dan melestarikan warisan budaya ini.
Kesimpulan
Candi adalah salah satu peninggalan berharga dari Kerajaan Majapahit yang mencerminkan kecanggihan peradaban air pada masa itu. Keunikan arsitektur, nilai religius, dan fungsinya sebagai pusat pengelolaan air menjadikan candi ini sebagai salah satu bukti kejayaan masa lalu yang patut dibanggakan.
Sebagai situs bersejarah, Candi tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga pelajaran berharga tentang bagaimana masyarakat Majapahit memandang alam dan air sebagai bagian integral dari kehidupan mereka. Dengan menjaga dan melestarikan Candi, kita tidak hanya menghormati warisan nenek moyang, tetapi juga mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi mendatang. Jika Anda mencari destinasi wisata sejarah yang kaya akan makna dan keindahan, Candi adalah tempat yang layak untuk dikunjungi.
Baca Juga : Ketahui Deretan Candi Hindu Budha di Indonesia