Johnnydeppreads.com – Candi Sewu adalah salah satu kompleks candi Budha terbesar di Indonesia dan terletak di dekat Candi Prambanan, di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Diperkirakan dibangun pada abad ke-8 Masehi, pada masa Kerajaan Mataram Kuno di bawah pemerintahan Dinasti Syailendra, yang sangat berpengaruh dalam penyebaran agama Buddha Mahayana di Jawa.

Meskipun namanya “Sewu” yang dalam bahasa Jawa berarti “seribu,” kompleks ini sebenarnya memiliki 249 candi. Nama tersebut lebih sebagai simbolisasi daripada jumlah sebenarnya, menunjukkan besarnya kompleks candi ini.

Mengenal Sejarah Candi Sewu Lebih Dekat

Kompleks Candi Sewu sendiri dikelilingi oleh candi-candi kecil yang mengelilingi candi utama. Susunan ini mencerminkan pola mandala yang sering digunakan dalam arsitektur Buddha, di mana candi utama di tengah melambangkan pusat alam semesta, dikelilingi oleh candi-candi yang lebih kecil yang membentuk lapisan-lapisan. Mulai dari candi utama yang memiliki tinggi sekitar 30 meter.  Terdiri dari tiga bagian utama yaitu kaki candi (bagian bawah), tubuh candi (bagian tengah), dan atap candi (bagian atas) yang bertingkat. Dihiasi dengan ukiran relief dan patung yang memperlihatkan detail dan pengaruh seni Buddha Mahayana.

Kemudian ada Candi Perwara yang terdiri dari 240 candi perwara (candi pendamping) yang terletak dalam empat barisan konsentris mengelilingi candi utama. Candi-candi ini lebih kecil dan memiliki desain yang lebih sederhana dibandingkan candi utama. Candi Sewu ini sendiri digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Budha, khususnya untuk ritual dan upacara keagamaan. Kompleks ini mungkin digunakan sebagai pusat keagamaan dan pendidikan, tempat para biksu atau pengikut agama Buddha berkumpul untuk belajar dan beribadah.

Adapun keunikan dari candi Sewu ini adalah kombinasi antara Hindu dan Budha. Lokasinya yang dekat dengan kompleks Candi Prambanan (candi Hindu) menunjukkan adanya toleransi dan asimilasi budaya antara agama Buddha dan Hindu pada masa itu. Selain itu detail arsitektur Candi Sewu mencerminkan keahlian para pemahat dan arsitek kuno yang mampu membuat bangunan monumental dengan teknologi terbatas.

Candi Sewu sendiri pernah mengalami kerusakan selama berabad-abad akibat bencana alam, termasuk gempa bumi, serta faktor usia dan cuaca. Proses pemugaran telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia bersama badan konservasi internasional untuk menjaga kelestarian candi ini.

Tentang Relief di Candi Sewu

Meskipun tidak sepopuler relief di Candi Borobudur atau Prambanan, candi Sewu tetap memiliki keunikan dan keindahan tersendiri. Relief-relief ini mencerminkan seni dan budaya Budha yang berkembang di Jawa pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra. Berikut beberapa hal tentang relief yang terdapat pada Candi Sewu:

Tema Keagamaan Buddha

Relief di Candi Sewu terutama mencerminkan ajaran dan simbolisme agama Buddha Mahayana. Beberapa panel relief menggambarkan figur-figur suci seperti Bodhisattva dan makhluk-makhluk mitologis yang memiliki makna spiritual. Bodhisattva sering diukir dalam postur penuh kasih sayang dan kearifan, menggambarkan peran mereka sebagai pelindung umat manusia dalam mencapai pencerahan.

Relief Hiasan Ornamental

Selain relief keagamaan, Candi Sewu juga dihiasi dengan ukiran-ukiran ornamen geometris dan motif bunga yang detail. Hiasan ini memperindah dinding candi dan menambah kesan megah. Motif seperti kalpataru (pohon kehidupan) dan bunga teratai sering dijumpai, melambangkan kesuburan, kemurnian, dan kesadaran spiritual.

Makara dan Kala

Seperti pada banyak candi di Indonesia, Candi Sewu memiliki relief makara (makhluk mitologi yang sering menghiasi sisi tangga masuk) dan Kala (wajah raksasa pelindung) di atas pintu-pintu masuk. Relief Kala dan makara ini dipercaya sebagai penolak bala dan pelindung candi dari roh jahat.

Detail Relief pada Candi Utama

Candi utama di Candi Sewu memiliki relief yang lebih kompleks dan halus dibandingkan dengan candi perwara di sekelilingnya. Di sini, ukiran menggambarkan cerita-cerita yang terkait dengan ajaran-ajaran Buddha atau ilustrasi simbolis yang mendukung suasana sakral candi. Relief-relief ini biasanya ditempatkan pada dinding luar dan bagian-bagian penting candi, seperti area dekat pintu masuk dan bilik-bilik.

Relief Apsara dan Makhluk Surgawi

Candi Sewu juga memiliki relief-relief apsara atau dewi-dewi penari surgawi, yang melambangkan keindahan dan kemurnian. Kehadiran apsara sering diartikan sebagai penghibur dewa-dewi di surga dan simbolisasi dari keindahan spiritual. Selain apsara, terdapat pula makhluk-makhluk surgawi lainnya seperti gana (makhluk penjaga dan pelayan dewa-dewa).

Relief Motif Flora dan Fauna

Relief di Candi Sewu kadang-kadang juga menampilkan motif flora dan fauna yang menunjukkan kecintaan dan penghargaan terhadap alam. Motif bunga teratai, pohon kalpataru, dan burung-burung sering ditemukan dan memiliki makna filosofis dalam budaya Buddha. Teratai, misalnya, melambangkan kesucian dan pencerahan karena tumbuh dari lumpur tetapi menghasilkan bunga yang indah.

Baca Juga : Wisata Sejarah di Candi Banyunibo Sleman Yogyakarta

Perayaan dan Ritual Candi Sewu yang Menarik untuk Dilihat

Perayaan dan ritual yang diadakan di Candi Sewu menarik perhatian wisatawan tidak hanya karena keindahan arsitektur candi, tetapi juga karena makna budaya dan spiritual yang dalam. Berikut adalah beberapa informasi mengenai perayaan dan ritual di Candi Sewu yang dapat menarik minat wisatawan seperti :

Perayaan Waisak

Salah satu perayaan terbesar yang dilakukan di Candi Sewu adalah Hari Waisak, yang merayakan kelahiran, pencerahan, dan kematian Buddha. Pada hari ini, umat Buddha berkumpul di candi untuk melakukan berbagai ritual seperti meditasi dan doa.

Umat Buddha berkumpul untuk melakukan meditasi dan doa bersama, menciptakan suasana damai dan reflektif. Ini memberikan pengalaman spiritual yang mendalam bagi pengunjung. Kemudian ada prosesi lilin dimana biasanya pengunjung membawa lentera atau lilin yang mengelilingi candi.

Adapun lambang ini menjelaskan tentang penerangan dan pencarian pencerahan. Cahaya lilin yang berkilauan di malam hari menciptakan pemandangan yang sangat indah. Dan selama perayaan pembacaan sutra dan ajaran Buddha dilakukan untuk memperdalam pemahaman spiritual bagi para pengunjung.

Ritual Pembersihan dan Persembahan

Ritual pembersihan dilakukan sebelum perayaan besar seperti Waisak. Umat Buddha akan melakukan pembersihan di area candi sebagai bentuk penghormatan dan persiapan untuk menyambut para pengunjung.

Ritual ini sering kali melibatkan Persembahan berupa bunga, buah, dan makanan yang diletakkan di altar atau di sekitar candi sebagai simbol rasa syukur dan penghormatan kepada Buddha. Ritual ini juga menjadi momen untuk mengenang dan menghormati para leluhur serta orang-orang yang telah meninggal.

Festival Budaya dan Seni

Candi Sewu sering menjadi tuan rumah festival budaya yang menggabungkan unsur seni, musik, dan tari. Festival-festival ini menarik banyak pengunjung dan menyediakan pengalaman budaya yang kaya sepertiPertunjukan tari dan musik tradisional Jawa sering ditampilkan, memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk menikmati kekayaan budaya lokal.

Di sekitar candi, sering diadakan pameran kerajinan tangan lokal, di mana wisatawan dapat membeli produk-produk kerajinan dan oleh-oleh yang unik.

Meditasi dan Kelas Spiritualitas

Wisatawan yang tertarik dengan praktik spiritual dapat mengikuti sesi meditasi dan kelas spiritual yang kadang diadakan di Candi Sewu. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan kedamaian dan merenung dalam suasana yang sakral.

Banyak pengunjung datang untuk belajar tentang meditasi dan praktik Buddhis lainnya. Ini bisa menjadi pengalaman yang mendalam bagi mereka yang ingin terhubung dengan diri mereka sendiri dan memahami lebih lanjut tentang ajaran Buddha.

Ruang untuk Refleksi Pribadi

Bagi wisatawan yang datang untuk merasakan suasana spiritual, Candi Sewu memberikan ruang untuk refleksi pribadi. Keberadaan ritual dan perayaan menciptakan momen bagi pengunjung untuk merenungkan kehidupan mereka sendiri dan menemukan kedamaian dalam keheningan.

Perayaan di Candi Sewu biasanya berlangsung dalam suasana yang indah, terutama saat matahari terbenam. Pemandangan candi dengan latar belakang langit yang berwarna-warni dan keramaian orang-orang yang berpartisipasi dalam perayaan menciptakan momen yang tak terlupakan.

Dengan semakin banyaknya perayaan dan ritual yang diadakan di Candi Sewu, pihak pengelola dan pemerintah lokal telah berusaha mempromosikan wisata berbasis budaya. Ini tidak hanya meningkatkan kunjungan wisatawan tetapi juga menjaga dan melestarikan warisan budaya yang ada.

Baca Juga : Ini Lokasi Wisata Keindahan Indonesia Air Terjun Jawa Barat!

By idwnld8

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *